
Jakarta - Bitcoin merupakan uang virtual (cryptocurrency) yang akhir-akhir ini kembali populer. Apalagi sesudah harganya menembus rekor tertinggi di Rp 60 juta awal September ini.
Sayangnya, pergerakan nilai tukar Bitcoin sangat-sangat fluktuatif. Bayangkan saja, hanya dalam hitungan hari, nilanya dapat naik-turun sampai puluhan juta rupiah.
Tengok pergerakannya pekan lalu. Nilai Bitcoin awal pekan kemudian masih berada di kisaran US$ 4.100 atau sekitar Rp 54 jutaan.
Bisa dibayangkan jikalau anda punya satu Bitcoin, maka sudah menderita kehilangan nilainya sebesar Rp 16 juta hanya dalam tiga hari.
Faktor lain yang mengakibatkan nilainya turun ialah dua pasar Bitcoin terbesar di China mengumumkan akan setop operasi di simpulan September.
Seperti dikutip dari Reuters, Senin (18/9/2017), otoritas China balasannya menginzinkan OKCoin dan Huobi untuk melayani transaksi Bitcoin sampai simpulan Oktober 2017.
Baca juga: Satu Lagi Pasar Bitcoin Tutup di China
|
Berita ini direspons nyata oleh para pengguna Bitcoin sehingga nilainya kembali naik ke kisaran US$ 3.850 atau sekitar Rp 50 jutaan. Sangat fluktuatif.
Melihat pergerakannya yang sangat tinggi, tetap berani investasi di Bitcoin? Risiko tanggung sendiri ya.
Baca juga: Mengapa China Larang Transaksi Bitcoin?
|
Posting Komentar